resensi buku kumpulan cerpen
Persahabatan yang Tidak
Ada Habisnya
Judul
Buku :
I Love Cat
Pengarang :
Rachma Paramita
Penerbit : DAR!
Mizan
Jumlah
Halaman : 108 Halaman
Tebal Buku
: 0,6 cm
Cetakan : 1,
Rabi’ Al-Awwal 1431 H/Maret 2010
Ukuran Buku
: 14,6 cm x 21 cm
Harga Buku
: Rp 25.000,-
Ilustrasi
Sampul : Sampul depan berwarna kuning
dan sedikit warna biru, terdapat gambar anak
kecil memakai
kerudung berwarna oranye dan seekor kucing yang memakai
mahkota di
kepalanya. Sedangkan, sampul belakang
berwarna merah dan biru,
yang terdapat
foto pengarang beserta biografinya.
Resensator
: Amalia Prihaningsih
Rachma
Paraamita, penulis muda berbakat ini masih bersekolah di SDN Karawaci Baru 3
kota Tangerang. Lahir di Jakarta, 29 April 2001. Karyanya yang berjudul “ I
Love Cat “ berhasil memperoleh juara pada lomba KKPK (Kecil-Kecil Punya Bakat)
sehingga karyanya di bukukan dalam bentuk buku kumpulan cerpen.
Buku
kumpulan cerpen yang berjudul “ I Love Cat “ ini adalah karya pertama dari
Rachma Paramita. Di usianya yang masih terbilang muda, dia mampu membuat
cerita-cerita pendek yang tidak kalah bagus dengan cerita-cerita pendek yang dibuat oleh pengarang yang
umurnya jauh diatasnya.
Buku
kumpulan cerpen “ I Love Cat “ secara tidak langsung membuat ketertarikan para
pembacanya. Yang paling mempengaruhi adalah judulnya, yang sudah tidak asing
lagi dengan anak-anak. Selain itu, bahasanya sangat mudah dimengerti. Sehingga,
pembaca khusunya anak-anak dalam membaca buku kumpulan cerpen ini mudah memahami maksud dan tujuan penulis.
Buku
kumpulan cerpen “ I Love cat “ menyajikan dua belas cerita pilihan, yaitu : Es
Krim Cokelat Madu, I love Cat, Roboreet si
Robot Penyebrang Jalan, Pakaian di Lemari Alika, Pengahapus-Penghapus Lama,
Petualangan di Farmer Village, Petualangan di Istana Balok, Negeri pelangi,
Princess Smiley, Liburanku yang Menyenangkan, Surga di Telapak Kaki Ibu, dan My
Old Harmonika.
Diantara dua belas judul cerita ini, ada tiga
cerita yang menurut saya paling menarik dan mengandung makna yang sangat baik
untuk anak-anak yang membacanya. Ketiga cerita itu adalah “Penghapus-Penghapus
Lama”, “Petualangan di Farmer Village”, dan “Surga di Telapak Kaki Ibu”. Cerita
yang berjudul “ Penghapus – Penghapus Lama “ memiliki makna, yaitu jangan
pernah kita berprasangka buruk terhadap orang yang belum kita kenal sebelumnya,
karena belum tentu yang kita pikirkan sesuai dengan kenyataan yang ada. Cerita
ini sangat baik dibaca karena dapat memberi pengetahuan pada pembaca khusunya
anak-anak.
Di dalam
cerita yang kedua yang berjudul “ Petualangan di Farmer Village” ini
mengisahkan kehidupan sekelompok anak yang tidak dapat dipisahkan walaupun
banyak masalah yang meninmpa mereka. Karena mereka sangat menghargai arti dari
persahabatan. Dari kisah cerita ini dapat diambil makna yang dapat kita
contohkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti persahabatan yang tidak ada
batasnya.
Di dalam
cerita yang ketiga yang berjudul “ Surga di Telapak Kaki Ibu “ ini menceritakan
kisah seorang anak yang sangat berbakti kepada ibunya. Dia selalu menuruti
semua perintah ibunya karena dia tahu bahwa surga berada di bawah telapak kaki
ibu. Oleh karena itu, cerita ini menurut saya sangat baik untuk dibaca bagi
anak-anak.
Jika dilihat
dari segi unsur intrinsikya, Rachma Paramita mengajak pembaca untuk menyatu
dalam cerita yang ia berikan dengan menggunakan sudut pandang orang pertama
pada sebagian besar isi cerpennya. Hal itu, berhasil menghasilkan cerpen-cerpen
yang kreatif.
Setelah
membaca buku kumpulan cerpen “ I Love Cat “ karya Rachma Paramita, sangat
berdampak positif terhadap pembacanya dan banyak kandungan makna yang dapat
dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari. Cerita-cerita yang ada dalam buku ini
juga berbeda dengan cerita-cerita yang sebelumnya sudah saya baca. Menurut
saya, cerita di dalam buku ini lebih menarik dan mudah dipahami.
Buku
kumpulan cerpen ini memiliki kekurangan, diantaranya adalah penggunaan alur dan
latar yang kurang jelas. Sehingga, pembaca sulit memahami isi yang ada.
Terlepas dari itu semua, buku ini jauh lebih baik dari buku yang sudah pernah
saya baca sebelumnya. Kekurangan yang ada hanya tinggal diperbaiki oleh
pengarang agar kedepannya karya yang dihasilkan bisa lebih baik lagi.
Buku ini
layak dibaca oleh anak-anak berusia 7-10
tahun. Karena buku ini memiliki makna yang patut dicontoh untuk anak-anak
seusia itu. Sebaiknya, pembaca jangan pernah meninggalkan sedikit pun dari
cerita yang sudah ada karena semua cerita yang ada sangat baik untuk dibaca dan
ditiru.
No comments:
Post a Comment